Senin, 18 Mei 2009

Wudhu yang benar

      Sampai saat ini masih banyak ditemukan kesalahan-kesalahan dalam wudhu. Khususnya masyarakat awam yang baru mengerti soal agama. Mulai dari tidak berurutan ketika wudhu, tergesa-gesa sehingga ada bagian yang belum terbasuh oleh air wudhu dan sebagainya. Padahal wudhu adalah hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh setiap muslim. Tidak sahnya wudhu dapat menyebabkan sholat menjadi tidak sah. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak diterima sholat yang dilakukan tanpa wudhu dan tidak diterima shodaqoh yang berasal dari harta yang didapat secara tidak halal.” (HR. Muslim)

      Wudhu merupakan suatu hal yang disyariatkan oleh Allah SWT kepada hamba-hambanya untuk melakukannya sebelum melakukan sholat. Di dalam al qur’an Allah berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah: 6). Selain itu Rosullulah SAW juga memerintahkan umatnya untuk berwudhu sebelum melakukan sholat. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata : Rosulullah SAW bersbda,” Sesungguhnya aku diperintahkan untuk berwudhu apabila hendak mengerjakan sholat.” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, An-Nasa’I dengan derajat shahih).

Dalam hadistnya yang lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. ia berkata : Rosulullah SAW bersabda,” Tidak diterima sholat salah seorang dari kalian apabila ia berhadast, hingga ia berwudhu.”

Syarat-syarat Wudhu

1.Islam

2.Baligh

3.Berakal

4.Niat
Rosulullah SAW bersabda,” Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanyalah mendapatkan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu orang yang berwudhu (secara kasat mata melakukan gerakan-gerakan seperti orang yang berwudhu) akan tetapi niatnya hanya sekedar untuk mendinginkan badan ataupun mencuci muka tanpa diniati untuk melaksanakan perintah Allah dan Rosul-Nya dalam berwudhu serta menghilangkan hadast, maka wudhunya tidak sah.

5.Menggunakan air yang suci
Air dikatakan suci manakala tidak tercampur oleh zat / barang yang najis sehingga menjadi berubah salah satu dari tiga sifat, yaitu bau, rasa dan warnanya.

Rukun-Rukun Wudhu
 
1.Membasuh seluruh wajah
Allah berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu.” (QS. Al-Maidah: 6)
Termasuk salah satu kewajiban dalam wudhu adalah menyela-nyela jenggot bagi yang memiliki jenggot yang lebat berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya apabila Rasulullah SAW berwudhu, beliau mengambil setelapak air kemudian memasukkannya ke bawah dagunya selanjutnya menyela-nyela jenggotnya. Kemudian bersabda, “Demikianlah Rabbku memerintahkanku.” (HR. Abu Dawud, Al-Baihaqi, Al-Hakim dengan sanad shahih lighoirihi).

2. Membasuh kedua tangan hingga siku
Allah berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu dan juga tanganmu sampai dengan siku.” (QS. Al-Maidah: 6)

3. Mengusap kepala serta kedua telinga
Yang dimaksud dengan mengusap kepala adalah mengusap seluruh bagian kepala mulai dari depan hingga belakang. Adapun apabila seseorang mengenakan sorban, maka cukup baginya untuk mengusap rambut di bagian ubun-ubunnya kemudian mengusap sorbannya. Demikian pula bagi wanita yang mengenakan kerudung. Allah berfirman yang artinya, “… dan usaplah kepalamu.” (QS. Al-Maidah: 6).

Adapun mengusap kedua telinga hukumnya juga wajib karena termasuk bagian dari kepala. Nabi SAW bersabda, “Kedua telinga termasuk kepala.” (HR. Ibnu Majah, shahih). Mengusap kedua telinga ini dilakukan setelah mengusap kepala dengan tanpa mengambil air yang baru. Tapi menurut mahzab syafi’I boleh mengusap telinga dengan mengambil air yang baru.

4. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki.
Dalam membasuh kaki, mata kaki juga merupakan bagian yang harus dibasuh. Sedangkan menyela-nyela jari kaki hendaknya dilakukan karena dikhawatirkan ada bagian kaki yang tidak terbasuh oleh air sehingga wudhunya tidak sah. Allah berfirman yang artinya,” dan (cucilah) kakimu sampai kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah: 6)

5. Berurutan (Muwalat)
Muwalat adalah berturut-turut dalam membasuh anggota wudhu. Maksudnya adalah sebelum anggota tubuh yang dibasuhnya mengering, ia telah membasuh anggota tubuh yang lainnya. Dalilnya adalah hadits Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada seorang laki-laki yang berwudhu dan meninggalkan bagian sebesar kuku pada kakinya yang belum tercuci. Ketika nabi SAW melihatnya maka beliau bersabda, “Kembalilah dan perbaikilah wudhumu!” (HR. Muslim). Dalam suatu riwayat dari sebagian sahabat Nabi SAW, “Bahwasanya Nabi melihat seseorang sedang shalat, sementara di bagian atas kakinya terdapat bagian yang belum terkena air sebesar dirham. Maka Nabi memerintahkannya untuk mengulangi wudhu dan shalatnya.” (HR. Abu dawud, shahih).

Sunnah-sunnah Wudhu

Sunnah-sunnah wudhu adalah hal-hal yang menyempurnakan wudhu. Di dalamnya terdapat tambahan pahala. Adapun jika hal-hal tersebut ditinggalkan, wudhunya tetap sah. Di antara sunnah-sunnah wudhu adalah:

1. Bersiwak

Bersiwak adalah menggunakan kayu siwak atau sejenisnya pada gigi untuk membersihkan gigi. Bersiwak ini sangat dianjurkan tatkala hendak berwudhu berdasarkan sabda Nabi SAW, “Seandainya aku tidak khawatir memberatkan umatku, niscaya telah kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu.” (HR. Ahmad, dalam Shohihul jami’)


2. Mencuci kedua telapak tangan

Yang dimaksud adalah mencuci kedua telapak tangan sebelum wudhu ketika hendak mencuci wajah. Hal ini dilakukan masing-masing sebanyak tiga kali berdasarkan hadits Utsman tentang sifat (cara) wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “…lalu beliau menuangkan (air) di atas telapak tangannya tiga kali kemudian mencucinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Madhmadhoh (berkumur-kumr) dan istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung) dari satu telapak tangan sebanyak tiga kali.

Hal ini berdasarkan hadits Abdullah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu yang mengajarkan tentang sifat wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ” Bahwasanya beliau berkumur-kumur dan istinsyaq dari satu telapak tangan. Beliau melakukan hal itu sebanyak tiga kali.” (HR. Muslim). Termasuk sunnah dalam wudhu adalah bersungguh-sungguh tatkala beristinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung), kecuali bagi orang yang bepuasa. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Bersungguh-sunguhlah dalam beristinsyaq, kecuali kamu dalam keadaan berpuasa. (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad dengan sanad yang shahih).

4. Tayamun

Yang dimaksud dengan tayamun adalah mencuci anggota wudhu dengan memulainya dari bagian anggota wudhu yang kanan dulu kemudian ke bagian yang kiri pada saat mencuci kedua tangan atau kaki. Dalilnya adalah perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu tatkala menceritakan sifat wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “…Kemudian beliau mengambil seciduk air lalu mencuci tangan kanannya, kemudian mengambil seciduk air lalu mencuci tangan kirinya. Kemudian beliau mengusap kepalanya. Selanjutnya beliau mengambil seciduk air lalu menyiramkannya pada kaki kanannya hingga mencucinya. Kemudian beliau mengambil seciduk air lagi lalu mencuci kaki kirinya.” (HR. Bukhari)

5. Mencuci anggota-anggota wudhu sebanyak tiga kali.

Hali ini merupakan cara wudhu yang paling sempurna berdasarkan hadits A’robi (arab badui) tatkala ia bertanya kepada Nabi SAW tentang wudhu, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarinya tiga kali-tiga kali. Selanjutnya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Inilah cara berwudhu...” (HR. Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad, shohih). Juga berdasarkan hadits Utsman r.a yang suatu ketika memperlihatkan cara wudhu Nabi SAW. Utsman radhiyallahu ‘anhu berwudhu tiga kali tiga kali kemudian berkata, “Aku melihat Nabi berwudhu seperti wudhuku ini…” (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun berwudhu sekali-sekali ataupun dua kali dua kali, ini pun juga diperbolehkan karena Nabi SAW juga pernah melakukannya.

6. Berdoa setelah wudhu

Berdoa setelah wudhu merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan, berdasarkan hadits dari Umar radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dengan sempurna, kemudian mengucapkan ‘Asyhadu allaa ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna muhammdan abduhu wa rosuluhu‘ kecuali dibukakan baginya delapan pintu surga dan ia boleh masuk dari pintu mana saja yang ia suka.” (HR. Muslim). Di dalam lafadz Tirmidzi ada tambahan bacaan, “Allahumma ijnalni minattawwabiin wa ij’alni minal mutathohhiriin.” (HR. Tirmidzi, shahih)

7. Shalat dua rakaat setelah wudhu

Tatkala Utsman r.a selesai mempraktekkan cara wudhu Nabi SAW beliau berkata, “Aku melihat Nabi SAW berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau bersabda, ‘Barang siapa berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian shalat dua rakaat dengan penuh kekhusyukan, maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan pada saat berwudhu diantaranya:

1.Melafazhkan niat
Kebiasaan salah yang sering dilakukan kaum muslimin ini bukan hanya dalam masalah wudhu saja, bahkan dalam berbagai macam ibadah. Rosulullah tidak pernah melafazhkan niat ketika berwudhu sedangkan orang yang mengamalkan perkara ibadah yang tidak pernah ada contohnya dari Rosulullah maka amalan itu tertolak.

2. Membaca doa-doa khusus dalam setiap gerakan wudhu seperti doa membasuh muka, do’a membasuh kepala dan lain-lain. Tidak ada riwayat yang shahih yang menjelaskan hal-hal tersebut

3. Tidak membaca “basmallah” padahal Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sempurna wudhu’ sesorang yang tidak membaca basmallah.” (HR. Ahmad)

4. Hanya berkumur tanpa istinsyaq (memasukkan air ke hidung). Adapun yang sesuai sunnah adalah menyatukan antara berkumur-kumur dangan beristinsyaq dengan satu kali cidukan berdasarkan hadits Utsman bin Affan r.a tentang tata cara berwudhu Nabi SAW. (HR. Bukhari, Muslim)

5. Tidak membasuh kedua tangan sampai siku, hal ini sering kita lihat pada orang yang berwudhu cepat bagaikan kilat sehingga tidak memperhatikan bahwa sikunya tidak terbasuh. Padahal Alloh Ta’ala berfirman, “Dan basuhlah kedua tanganmu hingga kedua siku.” (Al Maaidah: 6)

7. Tidak memperhatikan kebagusan wudhunya sehingga terkadang ada anggota wudhunya yang seharusnya terbasuh tetapi belum terkena air. Rosulullah pernah melihat seorang yang sedang sholat sedangkan pada punggung telapak kakinya ada bagian seluas uang dirham yang belum terkena air, kemudian beliau memerintahkannya untuk mengulang wudhu dan sholatnya.

Hal-hal yang membatalkan wudhu

1.Keluarnya sesuatu melewati dubur maupun kemaluan. Maka segala sesuatu yang keluar dari dua jalan ini membatalkan wudhu, baik berupa air kencing, kentut, madzi, mani, kotoran. Apabila keluarnya mani disertai syahwat maka diwajibkan untuk mandi, jika yang keluar adalah madzi maka diwajibkan untuk mencuci kemaluan kemudian berwudhu.

2.Tidur lelap
Orang yang tidur tidak akan merasakan apa-apa bila ia berhadast (buang angin misalnya).

3.Menyentuh kemaluan
Orang yang menyentuh kemaluan tanpa hijab baik itu kemaluannya sendiri maupun orang lain maka wudhunya batal. Rosulullah SAW bersabda,”Barang siapa yang dengan sengaja menyentuh kemaluannya maka ia hendaklah berwudhu kembali”.(HR. Al-Hakim). Sabda Beliau lagi dari Bushrah bin Safwan radhiyallhu anhu :''Barangsiapa telah menyentuh dzakaya dengan sengaja maka hendaklah ia tidak mengerjakan shalat sehingga berwudhu kembali'' (HR.Imam yang lima dan di shahihkan oleh Imam Tirmidzi)

4.Memakan daging unta
Diriwayatkan secara shahih dalam hadits Jabir bin Samurah bahwa Rasulullah pernah ditanya, ''Apakah kami harus berwudhu dari daging kambing?'' Beliau menjawab,''JIka engkau mau''. Lalu beliau ditanya lagi,''Apakah kami harus berwudhu dari daging unta?'' Beliau menjawab, ''Ya''.(HR. Muslim).

By Satria (diolah dari berbagai sumber)

5 komentar:

  1. assalamu'alaiku waroh matullahi wabarokatuh..
    ya sohib..makcih tas postingnya..sungguh bermanfaat bagi saya..tapi ada yang membuat ana bingung sedikit dari posting antum..antum mengatakan klo berdo'a setelah wudhu' itu adalah salah satu amalan yang dianjurkan..tapi ana pernah baca di artikel islami yang laen klo gak salah di http://istiqom4h.wordpress.com/category/hadist-hadist-palsu-tentang-sebelum-dan-sesudah-berwudhu/ disana dijelaskan klo hadits untuk membaca do'a setelah wudhu' itu DHOIF (lemah)..ana jadi bingung mana yang bener nigh.. mohon penerangannya...
    salam ukhuwah

    BalasHapus
  2. waalaikumus salam...

    sukron atas komentarx,
    diatas sudah ana jelaskan tentang doa sesudah wudhu

    Rasulullah SAW bersabda" Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dengan sempurna, kemudian mengucapkan ‘Asyhadu allaa ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna muhammdan abduhu wa rosuluhu‘ kecuali dibukakan baginya delapan pintu surga dan ia boleh masuk dari pintu mana saja yang ia suka.” (HR. Muslim).
    Di dalam lafadz Tirmidzi ada tambahan bacaan, “Allahumma ijnalni minattawwabiin wa ij’alni minal mutathohhiriin.” (HR. Tirmidzi, shahih)

    dalam hadist tersebut sudah ana jelaskan bahwa hadist itu shahih. Itu juga ana mengambil referensi dari sumber yg InsyaAllah valid.

    Wallahu A'lam..

    BalasHapus
  3. terimakasih ya atas postingannya, selama ini saya merasa wudhu saya sudah benar, yang sebenarnya saya sendiri kurang membaca dan hanya belajar dari masa ngaji dulu waktu SD. dan sepertinya apa yang saya lakukan masih kurang benar dan memang saya sedang mencari dan belajar lagi untuk melakukannya dengan benar, Insya Allah.
    dan saya mohon ijin untuk mengambil serapan dari artikel ini untuk saya masukan dalam blog saya, bila tidak berkenan akan saya hapus. terimakasih banyak sebelum dan sesudahnya.

    BalasHapus
  4. oh ya, silahkan...dengan senang hati
    silahkan dicopy dan sebarkan ke teman-temannya.

    BalasHapus
  5. assalamualaikum...

    Bagaimana bacaan-bacaan di setiap gerakan-gerakannya??

    BalasHapus

Silahkan mengisikan komentar disini: