Kamis, 28 Mei 2009

Pentingnya sholat Jamaah

      Melihat realita yang sekarang terjadi di negeri tempat kita tercinta ini sungguh membuat saya heran. Masjid dan mushola tersebar diseluruh penjuru negeri. Bahkan dalam satu desa terdapat lebih dari 10 musholla dan 2 masjid. Namun keadaannya sungguh mengenaskan. Masjid dan mushola yang megah itu, hanya sedikit orang yang sholat didalamnya. Bahkan saya pernah menjumpai suatu mushola yang adzan, iqomah, imam dan makmum adalah orang yang sama alias yang sholat hanya seorang. Lebih dari pada itu, saya pernah menjumpai suatu mushola yang saat dhuhur dan ashar tiba tak satupun orang yang sholat didalamnya bhakan adzan pun tak terdengar dari mushola tersebut. Sungguh menyedihkan mendengarnya dimana Indonesia yang hampir 90% penduduknya adalah umat muslim. Itulah yang mendorong saya untuk menulis artikel ini. Mari kita bersama-sama untuk memakmurkan rumah-rumah Allah.

      Banyak sekali orang muslim yang mengabaikan sholat. Mereka meremehkan sholat dengan tidak melakukan sholat jamaah dan mengakhirkan waktu sholat, bahkan banyak saudara-saudara muslim kita yang meninggalkannya. Padahal sholat adalah salah satu perintah Allah yang wajib dikerjakan. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya sholat adalah kewajiban yang ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa', 4:103)


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Islam dibangun diatas lima perkara: syahadat bahwasanya tidak ada ilah yg berhak di sembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, dan mendirikan shalat…” (HR. Bukhari dan Muslim)

 Dari ayat al-qur’an dan hadist diatas telah jelas bahwa sholat adalah hal yang wajib dan harus dilakukan oleh umat islam. Apabila ditinggalkan maka tentulah akan berdosa. Orang yang meninggalkan sholat karena dilalaikan oleh urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang penyesalannya.

"Barang siapa bertemu Allah sedang ia mengabaikan sholat, maka Allah sama sekali tidak akan mempedulikan kebaikannya." (HR. Thabrani)
"Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka terlepas sudah darinya jaminan Muhammad." (HR. Imam Ahmad dan Baihaqi)

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya hal pertama yang akan dihisab dari perbuatan manusia pada hari kiamat kelak adalah sholatnya. Jika sholatnya baik, maka dia akan beruntung dan selamat. Jika sholatnya rusak maka dia akan sial dan merugi. Jika dalam sholat fardhunya terdapat kekurangan maka Allah SWT akan berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku mengerjakan sholat sunnah! Maka kekurangan dalam sholat fardhunya disempurnakan dengan sholat sunnahnya. Kemudian seluruh amalnya diperlakukan seperti itu. (HR.Abu daud dan Ahmad)

Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah mewajibkan sholat lima waktu kepada hamba-Nya. Barang siapa menunaikan sholat pada waktunya, maka di hari kiamat, sholat itu akan menjadi cahaya dan bukti baginya. Dan barang siapa mengabaikannya, maka ia akan dikumpulkan bersama Firaun dan Haman." (HR. Ibnu Hibban dan Ahmad)

SHOLAT BERJAMAAH

 Sekarang kita bicara soal sholat berjamaah. Banyak sekali buku-buku maupun literatur yang saya baca menyebutkan tentang pentingnya sholat berjamaah. Bahkan tidak sedikit yang menyatakan tantang wajibnya sholat jamaah.
Allah SWT berfirman : "Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk."(Al Baqarah : 43).

Dan dalam surat An- Nisa' Allah berfirman yang artinya : "Dan apabila kamu berada ditengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serekat), maka hendaklah mereka dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan kedua yang belum shalat, lalu bershalatlah mereka denganmu dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata…" (An Nisa' 102).

Dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: "Seorang laki-laki buta datang kepada Nabi dan berkata: "Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai penuntun yang akan menuntunku ke Masjid”. Maka dia minta keringanan untuk shalat dirumah, maka diberi keringanan. Lalu ia pergi, Beliau memanggilnya seraya berkata: "Apakah kamu mendengar adzan ? Ya,jawabnya. Nabi berkata :"Kalau begitu penuhilah (hadirilah)!"

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihiwassallam telah bersabda : "Aku berniat memerintahkan kaum muslimin untuk mendirikan shalat. Maka aku perintahkan seorang untuk menjadi imam dan shalat bersama. Kemudian aku berangkat dengan kaum muslimin yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang tidak mau ikut shalat berjamaah, akan aku bakar rumah-rumah mereka." (HR Bukhari-Muslim)

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata : "Tidak ada tetangga masjid kecuali shalat di masjid." Ketika ditanyakan kepada beliau : "Siapa tetangga masjid ?" Beliau menjawab : "Siapa saja yang mendengar panggilan adzan." Kemudian kata beliau : "Barangsiapa mendengar panggilan adzan dan dia tidak mendatanginya maka tidak ada shalat baginya, kecuali dia mempunyai udzur.”

 Ayat al Qur’an dan hadits diatas adalah merupakan dalil-dalil yang menjelaskan tentang wajibnya sholat jamaah yang merupakan dasar-dasar penulisan buku maupun literature yang pernah saya baca. Dan masih banyak lagi hadits yang menerangkan peringatan keras Rasulullah terhadap orang-orang yang tidak hadir ke masjid untuk berjamaah bukan semata-mata karena mereka meninggalkan shalat, bahkan mereka shalat di rumah-rumah mereka.

KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAH

 Terlepas dari wajib tidaknya sholat jamaah, berikut ini akan saya jelaskan tentang keutamaan sholat jamaah. Sungguh rugi orang-orang yang tidak mengerjakan sholat jamaah tanpa udzur karena mereka telah melewatkan pahala-pahala yang telah disiapkan oleh Allah untuk hamba-hambanya yang mengerjakan sholat jamaah. Berikut adalah beberapa keutamaan sholat jamaah:

1.Termasuk golongan orang-orang yang mendapat naungan dari Allah pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya
Dari sahabat Abu Hurairah radhiallah anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Rabb-nya, seseorang yang hatinya bergantung di masjid-masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah berkumpul dan berpisah karena-Nya, seseorang yang dinginkan (berzina) oleh wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, maka ia mengatakan,’ Sesungguhnya aku takut kepada Allah’,seseorang yang bersadaqah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di nafkahkan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sepi (sendiri) lalu kedua matanya berlinang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dicatatnya langkah-langkah kaki menuju masjid.
Ibnu Mas'ud mengatakan : "Barang siapa mau bertemu dengan Allah SWT dihari akhir nanti dalam keadaan muslim, maka hendaklah memelihara semua shalat yang diserukan-Nya. Allah SWT telah menetapkan jalan-jalan hidayah kepada para Nabi dan shalat termasuk salah satu jalan hidayah. Jika kalian shalat dirumah maka kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian, dan kalian akan sesat. Setiap Lelaki yang bersuci dengan baik, kemudian menuju masjid, maka Allah SWT menulis setiap langkahnya satu kebaikan, mengangkatnya satu derajat, dan menghapus satu kejahatannya. Engkau telah melihat dikalangan kami, tidak pernah ada yang meninggalkan shalat (berjamaah), kecuali orang munafik yang sudah nyata nifaknya. Pernah ada seorang lelaki hadir dengan dituntun antara dua orang untuk didirikan shaf." (HR.Muslim).

3. Para Malaikat yang mulia saling berebut untuk mencatatnya.
Imam at Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma, ia mengatakan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda “Tadi malan Rabb-ku tabaarakta wata’aala, mendatangiku dalam rupa yang paling indah.”(Perawi mengatakan,’Aku menduganya mengatakan,’Dalam mimpi.’). Lalu Dia berfirman, “Wahai Muhammad! Tahukah engkau, untuk apa para Malaikat yang mulia saling berebut?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:”Aku menjawab,’Tidak’. Lalu Dia meletakkan Tangan-Nya di antara kedua pundakku sehingga aku merasakan kesejukannya di dadaku (atau beliau mengatakan,’Di leherku’). Lalu aku mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.”Dia berfirman,”Wahai Muhammad!Tahukah engkau untuk apa para Malaikat yang mulia saling berebut?” Aku menjawab,”Ya, tentang kaffarat (perkara-perkara yang menghapuskan dosa). Kaffarat itu adalah diam di masjid setelah melaksanakan shalat, berjalan kaki untuk melaksanakan shalat berjama’ah, dan menyempurnakan wudhu pada saat yang tidak disukai.” (HR. Tirmidzi, hadits ini shahih).

4. Pahala orang yang keluar dalam keadaan suci (telah berwudhu) untuk melaksanakan shalat berjama’ah seperti pahala orang yang melaksanakan haji dan umrah.
Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan , dari sahabat Abu Umamah radhiallahu anhu. Ia mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya menuju masjid dalam keadaan bersuci (telah berwudhu’) untuk melaksanakan shalat fardhu (berjama’ah), maka pahalanya seperti pahala orang yang melaksanakan haji dan ihram.” (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Sedemikian besarnya pahala orang yang keluar untuk menunaikan shalat berjama’ah , maka sekarang coba bayangkan bagaimana pahala melakukan shalat berjama’ah.

5. Orang yang keluar untuk melaksanakan shalat berjama’ah berada dalam shalat hingga kembali ke rumah.
Imam Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dalam shahihnya dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia mengatakan,”Abul Qasim Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “Jika salah seorang dari kalian berwudhu’ di rumahnya, kemudian datang ke masjid, maka ia berada dalam shalat hingga ia kembali. Oleh karenanya, jangan mengatakan demikian-seraya menjaringkan diantara jari-jemarinya-.” (HR. Ibnu Khuzaimah, di shahihkan oleh Syaikh al Albani)

6. Berjalan menuju shalar berjama’ah termasuk salah satu sebab dihapuskannya kesalahan-kesalahan dan ditinggikannya derajat.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang perkara yang akan menghapuskan kesalahan-kesalahan dan juga mengangkat beberapa derajat?” Para sahabat menjawab,”Tentu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda,”Menyempurnakan wudhu’ pada saat yang tidak disukai, banyak melangkah ke masjid-masjid, dan menunggu shalat setelah melaksanakan shalat. Maka, itulah ar-tibath (berjuang di jalan Allah).” (HR. Muslim)
Keutamaan ini juga berlaku untuk seseorang yang melangkah keluar dari masjid, Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari ‘Abdullah bin Amr radhiallahu anhuma, ia mengatakan,”Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa yang pergi menuju masjid untuk shalat berjama’ah, maka satu langkah akan menghapuskan satu kesalahan dan satu langkah lainnya akan ditulis sebagai satu kebajikan untuknya, baik ketika pergi maupun pulangnya.” (HR. Ahmad, hadits ini shahih).

7. Orang yang keluar (menuju masjid) untuk melaksanakan shalat berjama’ah berada dalam jaminan Allah Ta’ala
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menjelaskan bahwa orang yang keluar menuju shalat berjama’ah berada dalam jaminan Allah Ta’ala. Imam Abu Dawud rahimahullah meriwayatkan dari Abu Umamah radhiallahu anhu, dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau bersabda: “Ada tiga golongan yang semuanya dijamin oleh Allah Ta’ala, yaitu orang yang keluar untuk berperang di jalan Allah, maka ia dijamin oleh Allah hingga Dia mewafatkannya lalu memasukkannya ke dalam Surga atau mengembalikannya dengan membawa pahala dan ghanimah, kemudian orang yang pergi ke masjid, maka ia dijamin oleh Allah hingga Dia mewafatkannya lalu memasukkannya ke dalam Surga atau mengembalikannya dengan membawa pahala, dan orang yang masuk rumahnya dengan mengucapkan salam, maka ia dijamin oleh Allah.” (HR. Abu Dawud, di shahihkan oleh syaikh al Albani)

8. Kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan di kegelapan (untuk melaksanakan shalat berjama’ah) dengan memperoleh cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.
Imam Ibnu Majah meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad as Sa’di radhiallahu anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Hendaklah orang-orang yang berjalan di kegelapan menuju masjid bergembira dengan (mendapatkan) cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.” (HR.Ibnu Majah, syaikh al Albani menilainya shahih)
Ath Thayyibi rahimahullah mengatakan,” Tentang disifatinya cahaya dengan kesempurnaan dan pembatasannya dengan (terjadinya di) hari Kiamat, mengisyaratkan kepada wajah kaum mukminin pada hari Kiamat, sebagaimana dalam firman Allah: “Sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan,’Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami.’” (QS. At Tahriim:8) (dinukil dari ‘Aunul Ma’buud II/268)

9. Allah menyiapkan persinggahan di Surga bagi siapa yang pergi menuju masjid atau pulang (darinya).
Di riwayatkan dari asy Syaikhan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau bersabda: “Barangsiapa yang pergi ke masjid dan pulang (darinya), maka Allah menyiapkan untuknya persinggahan di Surga setiap kali pergi dan pulang.” (Muttafaq ‘alaih, lafazh ini milik Bukhari)

10. Orang Yang Datang ke Masjid adalah Tamu Allah Ta’ala
Di antara apa yang menunjukkan keutamaan shalat berjama’ah di masjid adalah apa yang dijelaskan oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bahwa orang yang datang ke masjid adalah tamu Allah Ta’ala, dan yang dikunjungi wajib memuliakan tamunya. Imam ath Thabrani meriwayatkan dari Salman radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa yang berwudhu’ di rumahnya dengan sempurna kemudian mendatangi masjid, maka ia adalah tamu Allah, dan siapa yang di kunjunginya wajib memuliakan tamunya.” (HR. ath Thabrani)

11. Allah Ta’ala Bergembira dengan Kedatangan Hamba-Nya ke Masjid untuk Melaksanakan Shalat Berjama’ah
Imam Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dari Abu Hurairah radiallahu anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Tidaklah salah seorang dari kalian berwudhu’ dengan baik dan sempurna kemudian mendatangi masjid, ia tidak menginginkan kecuali shalat di dalamnya, melainkan Allah bergembira kepadanya sebagaimana keluarga orang yang pergi jauh bergembira dengan kedatangannya.” (HR.Ibnu Khuzaimah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

12. Keutamaan Menunggu Shalat
Orang yang duduk menunggu shalat, maka ia berada dalam shalat dan Malaikat memohonkan ampunan serta memohonkan rahmat untuknya. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Salah seorang dari kalian duduk untuk menunggu shalat, maka ia berada dalam shalat selagi belum berhadats, dan para Malaikat berdo’a untuknya:’Ya Allah! Berikanlah ampunan kepadanya, ya Allah! Rahmatilah ia.” (HR. Muslim)

 Itulah beberapa keutamaan sholat berjamaah. Semoga ini bisa menjadi motivasi untuk beristiqomah dalam melaksanakan sholat jamaah.

By. Satria (diolah dari berbagai sumber)

2 komentar:

Silahkan mengisikan komentar disini: