Kamis, 28 Mei 2009

Pentingnya sholat Jamaah

      Melihat realita yang sekarang terjadi di negeri tempat kita tercinta ini sungguh membuat saya heran. Masjid dan mushola tersebar diseluruh penjuru negeri. Bahkan dalam satu desa terdapat lebih dari 10 musholla dan 2 masjid. Namun keadaannya sungguh mengenaskan. Masjid dan mushola yang megah itu, hanya sedikit orang yang sholat didalamnya. Bahkan saya pernah menjumpai suatu mushola yang adzan, iqomah, imam dan makmum adalah orang yang sama alias yang sholat hanya seorang. Lebih dari pada itu, saya pernah menjumpai suatu mushola yang saat dhuhur dan ashar tiba tak satupun orang yang sholat didalamnya bhakan adzan pun tak terdengar dari mushola tersebut. Sungguh menyedihkan mendengarnya dimana Indonesia yang hampir 90% penduduknya adalah umat muslim. Itulah yang mendorong saya untuk menulis artikel ini. Mari kita bersama-sama untuk memakmurkan rumah-rumah Allah.

      Banyak sekali orang muslim yang mengabaikan sholat. Mereka meremehkan sholat dengan tidak melakukan sholat jamaah dan mengakhirkan waktu sholat, bahkan banyak saudara-saudara muslim kita yang meninggalkannya. Padahal sholat adalah salah satu perintah Allah yang wajib dikerjakan. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya sholat adalah kewajiban yang ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa', 4:103)


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Islam dibangun diatas lima perkara: syahadat bahwasanya tidak ada ilah yg berhak di sembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, dan mendirikan shalat…” (HR. Bukhari dan Muslim)

 Dari ayat al-qur’an dan hadist diatas telah jelas bahwa sholat adalah hal yang wajib dan harus dilakukan oleh umat islam. Apabila ditinggalkan maka tentulah akan berdosa. Orang yang meninggalkan sholat karena dilalaikan oleh urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang penyesalannya.

"Barang siapa bertemu Allah sedang ia mengabaikan sholat, maka Allah sama sekali tidak akan mempedulikan kebaikannya." (HR. Thabrani)
"Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka terlepas sudah darinya jaminan Muhammad." (HR. Imam Ahmad dan Baihaqi)

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya hal pertama yang akan dihisab dari perbuatan manusia pada hari kiamat kelak adalah sholatnya. Jika sholatnya baik, maka dia akan beruntung dan selamat. Jika sholatnya rusak maka dia akan sial dan merugi. Jika dalam sholat fardhunya terdapat kekurangan maka Allah SWT akan berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku mengerjakan sholat sunnah! Maka kekurangan dalam sholat fardhunya disempurnakan dengan sholat sunnahnya. Kemudian seluruh amalnya diperlakukan seperti itu. (HR.Abu daud dan Ahmad)

Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah mewajibkan sholat lima waktu kepada hamba-Nya. Barang siapa menunaikan sholat pada waktunya, maka di hari kiamat, sholat itu akan menjadi cahaya dan bukti baginya. Dan barang siapa mengabaikannya, maka ia akan dikumpulkan bersama Firaun dan Haman." (HR. Ibnu Hibban dan Ahmad)

SHOLAT BERJAMAAH

 Sekarang kita bicara soal sholat berjamaah. Banyak sekali buku-buku maupun literatur yang saya baca menyebutkan tentang pentingnya sholat berjamaah. Bahkan tidak sedikit yang menyatakan tantang wajibnya sholat jamaah.
Allah SWT berfirman : "Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk."(Al Baqarah : 43).

Dan dalam surat An- Nisa' Allah berfirman yang artinya : "Dan apabila kamu berada ditengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serekat), maka hendaklah mereka dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan kedua yang belum shalat, lalu bershalatlah mereka denganmu dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata…" (An Nisa' 102).

Dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: "Seorang laki-laki buta datang kepada Nabi dan berkata: "Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai penuntun yang akan menuntunku ke Masjid”. Maka dia minta keringanan untuk shalat dirumah, maka diberi keringanan. Lalu ia pergi, Beliau memanggilnya seraya berkata: "Apakah kamu mendengar adzan ? Ya,jawabnya. Nabi berkata :"Kalau begitu penuhilah (hadirilah)!"

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihiwassallam telah bersabda : "Aku berniat memerintahkan kaum muslimin untuk mendirikan shalat. Maka aku perintahkan seorang untuk menjadi imam dan shalat bersama. Kemudian aku berangkat dengan kaum muslimin yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang tidak mau ikut shalat berjamaah, akan aku bakar rumah-rumah mereka." (HR Bukhari-Muslim)

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata : "Tidak ada tetangga masjid kecuali shalat di masjid." Ketika ditanyakan kepada beliau : "Siapa tetangga masjid ?" Beliau menjawab : "Siapa saja yang mendengar panggilan adzan." Kemudian kata beliau : "Barangsiapa mendengar panggilan adzan dan dia tidak mendatanginya maka tidak ada shalat baginya, kecuali dia mempunyai udzur.”

 Ayat al Qur’an dan hadits diatas adalah merupakan dalil-dalil yang menjelaskan tentang wajibnya sholat jamaah yang merupakan dasar-dasar penulisan buku maupun literature yang pernah saya baca. Dan masih banyak lagi hadits yang menerangkan peringatan keras Rasulullah terhadap orang-orang yang tidak hadir ke masjid untuk berjamaah bukan semata-mata karena mereka meninggalkan shalat, bahkan mereka shalat di rumah-rumah mereka.

KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAH

 Terlepas dari wajib tidaknya sholat jamaah, berikut ini akan saya jelaskan tentang keutamaan sholat jamaah. Sungguh rugi orang-orang yang tidak mengerjakan sholat jamaah tanpa udzur karena mereka telah melewatkan pahala-pahala yang telah disiapkan oleh Allah untuk hamba-hambanya yang mengerjakan sholat jamaah. Berikut adalah beberapa keutamaan sholat jamaah:

1.Termasuk golongan orang-orang yang mendapat naungan dari Allah pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya
Dari sahabat Abu Hurairah radhiallah anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Rabb-nya, seseorang yang hatinya bergantung di masjid-masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah berkumpul dan berpisah karena-Nya, seseorang yang dinginkan (berzina) oleh wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, maka ia mengatakan,’ Sesungguhnya aku takut kepada Allah’,seseorang yang bersadaqah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di nafkahkan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sepi (sendiri) lalu kedua matanya berlinang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dicatatnya langkah-langkah kaki menuju masjid.
Ibnu Mas'ud mengatakan : "Barang siapa mau bertemu dengan Allah SWT dihari akhir nanti dalam keadaan muslim, maka hendaklah memelihara semua shalat yang diserukan-Nya. Allah SWT telah menetapkan jalan-jalan hidayah kepada para Nabi dan shalat termasuk salah satu jalan hidayah. Jika kalian shalat dirumah maka kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian, dan kalian akan sesat. Setiap Lelaki yang bersuci dengan baik, kemudian menuju masjid, maka Allah SWT menulis setiap langkahnya satu kebaikan, mengangkatnya satu derajat, dan menghapus satu kejahatannya. Engkau telah melihat dikalangan kami, tidak pernah ada yang meninggalkan shalat (berjamaah), kecuali orang munafik yang sudah nyata nifaknya. Pernah ada seorang lelaki hadir dengan dituntun antara dua orang untuk didirikan shaf." (HR.Muslim).

3. Para Malaikat yang mulia saling berebut untuk mencatatnya.
Imam at Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma, ia mengatakan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda “Tadi malan Rabb-ku tabaarakta wata’aala, mendatangiku dalam rupa yang paling indah.”(Perawi mengatakan,’Aku menduganya mengatakan,’Dalam mimpi.’). Lalu Dia berfirman, “Wahai Muhammad! Tahukah engkau, untuk apa para Malaikat yang mulia saling berebut?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:”Aku menjawab,’Tidak’. Lalu Dia meletakkan Tangan-Nya di antara kedua pundakku sehingga aku merasakan kesejukannya di dadaku (atau beliau mengatakan,’Di leherku’). Lalu aku mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.”Dia berfirman,”Wahai Muhammad!Tahukah engkau untuk apa para Malaikat yang mulia saling berebut?” Aku menjawab,”Ya, tentang kaffarat (perkara-perkara yang menghapuskan dosa). Kaffarat itu adalah diam di masjid setelah melaksanakan shalat, berjalan kaki untuk melaksanakan shalat berjama’ah, dan menyempurnakan wudhu pada saat yang tidak disukai.” (HR. Tirmidzi, hadits ini shahih).

4. Pahala orang yang keluar dalam keadaan suci (telah berwudhu) untuk melaksanakan shalat berjama’ah seperti pahala orang yang melaksanakan haji dan umrah.
Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan , dari sahabat Abu Umamah radhiallahu anhu. Ia mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya menuju masjid dalam keadaan bersuci (telah berwudhu’) untuk melaksanakan shalat fardhu (berjama’ah), maka pahalanya seperti pahala orang yang melaksanakan haji dan ihram.” (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Sedemikian besarnya pahala orang yang keluar untuk menunaikan shalat berjama’ah , maka sekarang coba bayangkan bagaimana pahala melakukan shalat berjama’ah.

5. Orang yang keluar untuk melaksanakan shalat berjama’ah berada dalam shalat hingga kembali ke rumah.
Imam Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dalam shahihnya dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia mengatakan,”Abul Qasim Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “Jika salah seorang dari kalian berwudhu’ di rumahnya, kemudian datang ke masjid, maka ia berada dalam shalat hingga ia kembali. Oleh karenanya, jangan mengatakan demikian-seraya menjaringkan diantara jari-jemarinya-.” (HR. Ibnu Khuzaimah, di shahihkan oleh Syaikh al Albani)

6. Berjalan menuju shalar berjama’ah termasuk salah satu sebab dihapuskannya kesalahan-kesalahan dan ditinggikannya derajat.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang perkara yang akan menghapuskan kesalahan-kesalahan dan juga mengangkat beberapa derajat?” Para sahabat menjawab,”Tentu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda,”Menyempurnakan wudhu’ pada saat yang tidak disukai, banyak melangkah ke masjid-masjid, dan menunggu shalat setelah melaksanakan shalat. Maka, itulah ar-tibath (berjuang di jalan Allah).” (HR. Muslim)
Keutamaan ini juga berlaku untuk seseorang yang melangkah keluar dari masjid, Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari ‘Abdullah bin Amr radhiallahu anhuma, ia mengatakan,”Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa yang pergi menuju masjid untuk shalat berjama’ah, maka satu langkah akan menghapuskan satu kesalahan dan satu langkah lainnya akan ditulis sebagai satu kebajikan untuknya, baik ketika pergi maupun pulangnya.” (HR. Ahmad, hadits ini shahih).

7. Orang yang keluar (menuju masjid) untuk melaksanakan shalat berjama’ah berada dalam jaminan Allah Ta’ala
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menjelaskan bahwa orang yang keluar menuju shalat berjama’ah berada dalam jaminan Allah Ta’ala. Imam Abu Dawud rahimahullah meriwayatkan dari Abu Umamah radhiallahu anhu, dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau bersabda: “Ada tiga golongan yang semuanya dijamin oleh Allah Ta’ala, yaitu orang yang keluar untuk berperang di jalan Allah, maka ia dijamin oleh Allah hingga Dia mewafatkannya lalu memasukkannya ke dalam Surga atau mengembalikannya dengan membawa pahala dan ghanimah, kemudian orang yang pergi ke masjid, maka ia dijamin oleh Allah hingga Dia mewafatkannya lalu memasukkannya ke dalam Surga atau mengembalikannya dengan membawa pahala, dan orang yang masuk rumahnya dengan mengucapkan salam, maka ia dijamin oleh Allah.” (HR. Abu Dawud, di shahihkan oleh syaikh al Albani)

8. Kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan di kegelapan (untuk melaksanakan shalat berjama’ah) dengan memperoleh cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.
Imam Ibnu Majah meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad as Sa’di radhiallahu anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Hendaklah orang-orang yang berjalan di kegelapan menuju masjid bergembira dengan (mendapatkan) cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.” (HR.Ibnu Majah, syaikh al Albani menilainya shahih)
Ath Thayyibi rahimahullah mengatakan,” Tentang disifatinya cahaya dengan kesempurnaan dan pembatasannya dengan (terjadinya di) hari Kiamat, mengisyaratkan kepada wajah kaum mukminin pada hari Kiamat, sebagaimana dalam firman Allah: “Sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan,’Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami.’” (QS. At Tahriim:8) (dinukil dari ‘Aunul Ma’buud II/268)

9. Allah menyiapkan persinggahan di Surga bagi siapa yang pergi menuju masjid atau pulang (darinya).
Di riwayatkan dari asy Syaikhan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau bersabda: “Barangsiapa yang pergi ke masjid dan pulang (darinya), maka Allah menyiapkan untuknya persinggahan di Surga setiap kali pergi dan pulang.” (Muttafaq ‘alaih, lafazh ini milik Bukhari)

10. Orang Yang Datang ke Masjid adalah Tamu Allah Ta’ala
Di antara apa yang menunjukkan keutamaan shalat berjama’ah di masjid adalah apa yang dijelaskan oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bahwa orang yang datang ke masjid adalah tamu Allah Ta’ala, dan yang dikunjungi wajib memuliakan tamunya. Imam ath Thabrani meriwayatkan dari Salman radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa yang berwudhu’ di rumahnya dengan sempurna kemudian mendatangi masjid, maka ia adalah tamu Allah, dan siapa yang di kunjunginya wajib memuliakan tamunya.” (HR. ath Thabrani)

11. Allah Ta’ala Bergembira dengan Kedatangan Hamba-Nya ke Masjid untuk Melaksanakan Shalat Berjama’ah
Imam Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dari Abu Hurairah radiallahu anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Tidaklah salah seorang dari kalian berwudhu’ dengan baik dan sempurna kemudian mendatangi masjid, ia tidak menginginkan kecuali shalat di dalamnya, melainkan Allah bergembira kepadanya sebagaimana keluarga orang yang pergi jauh bergembira dengan kedatangannya.” (HR.Ibnu Khuzaimah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

12. Keutamaan Menunggu Shalat
Orang yang duduk menunggu shalat, maka ia berada dalam shalat dan Malaikat memohonkan ampunan serta memohonkan rahmat untuknya. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Salah seorang dari kalian duduk untuk menunggu shalat, maka ia berada dalam shalat selagi belum berhadats, dan para Malaikat berdo’a untuknya:’Ya Allah! Berikanlah ampunan kepadanya, ya Allah! Rahmatilah ia.” (HR. Muslim)

 Itulah beberapa keutamaan sholat berjamaah. Semoga ini bisa menjadi motivasi untuk beristiqomah dalam melaksanakan sholat jamaah.

By. Satria (diolah dari berbagai sumber)
Read More..

Rabu, 20 Mei 2009

Mutiara Dzikir

      Dzikir merupakan suatu amalan yang mudah untuk dilakukan karena dapat dilakukan kapanpun, dimanapun dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Namun demikian banyak sekali orang muslim yang tidak melakukannya. Mereka disibukkan oleh berbagai macam urusan sehingga waktunya dihabiskan untuk urusan duniawi. Mereka lebih senang dengerin musik yang gak jelas, bermain-main, nongkrong dari pada mengingat Rabb yang telah menciptakannya. Apalagi dizaman modern seperti saat ini. Chatting, browsing, friendster, facebook menjadi makanan sehari-hari para remaja muslim saat ini.

      Allah SWT telah memberikan kesempatan yang luas untuk berdzikir sebagai rahmat dan karunia utama kepada seluruh hamba-Nya. Dzikir mudah dilakukan dan tidak membutuhkan usaha dan tenaga yang banyak jika dibandingkan dengan ibadah-ibadah yang lain. Semua orang bisa berdzikir tanpa syarat, termasuk orang yang berhadats kecil maupun besar, orang yang sedang bekerja maupun senggang dan beristirahat. Berbeda dengan ibadah yang lain seperti: shalat, puasa dan membaca al Quran, maka bagi Ibadah-ibadah ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi berikut waktu-waktu yang tetap, yang tidak sah ibadah itu jika dilakukan di luar waktu-waktu tersebut.


Allah memerintahkan orang yang beriman untuk berzikir (mengingat dan menyebut nama Allah) sebanyak-banyaknya:

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” [QS Al Ahzab 33:41]

“Dan sebutlah (Nama) Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksa-Nya), serta tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al- A’raaf:205)

Keutamaan dzikir

1. Merupakan benteng yang kokoh dari keburukan-keburukan dunia dan akherat, serta menyelamatkan diri dari adzab Allah.
“Tiada amal perbuatan anak Adam yang lebih menyelamatkannya dari azab Allah daripada zikrullah.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)

2. Dengan berdzikir hati menjadi tentram

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” [QS 13:28]

3. Nabi berkata: ”Maukah aku beritahu amalanmu yang terbaik, yang paling tinggi dalam derajatmu, paling bersih di sisi Robbmu serta lebih baik dari menerima emas dan perak dan lebih baik bagimu daripada berperang dengan musuhmu yang kamu potong lehernya atau mereka memotong lehermu? Para sahabat lalu menjawab, “Ya.” Nabi Saw berkata,”Zikrullah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

4. Rosulullah SAW bersabda: “Dua kalimat ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan dan disukai oleh Allah yaitu kalimat: “Subhanallah wabihamdihi, subhanallahil ‘Adzhim” (Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha suci Allah yang Maha Agung). (HR. Bukhari)

5. “Perumpamaan orang yang berzikir kepada Robbnya dan yang tidak, seumpama orang hidup dan orang mati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Allah mengingat orang yang mengingatNya.
“Karena itu, ingatlah Aku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” [Al Baqarah:152]

7. Abu Malik Al Asy’ary ra. Berkata, Roulullah SAW bersabda : “suci itu adalah sebagian dari iman : alhamdulillah ( segala puji bagi Allah ), itu dapat memnuhi timbangan, dan subhaanallah wal hamdulillah ( Allah Maha Suci dan segala puji bagi Allah ) itu dapat memenuhi apa yang ada diantara langit dan bumi.” (HR. Muslim)

8. Menyebut-nyebut Allah dapat membawa ketenangan dan menyembuhkan jiwa
"Menyebut-nyebut Allah adalah suatu penyembuhan dan menyebut-nyebut tentang manusia adalah penyakit (artinya penyakitakhlak)". (HR. Al-Baihaqi)

9.Nabi berkata: ” Nyanyian dan permainan hiburan yang melalaikan menumbuhkan kemunafikan dalam hati, bagaikan air menumbuhkan rerumputan. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, sesungguhnya Al Qur’an dan zikir menumbuhkan keimanan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan rerumputan” (HR. Ad-Dailami)

10.Nabi berkata: ”Ada empat perkara, barangsiapa memilikinya Allah akan membangun untuknya rumah di surga, dan dia dalam naungan cahaya Allah yang Maha Agung. Apabila pegangan teguhnya “Laailaha illallah”. Jika memperoleh kebaikan dia mengucapkan “Alhamdulillah”, jika berbuat salah (dosa) dia mengucapkan “Astaghfirullah” dan jika ditimpa musibah dia berkata “Inna lillahi wainna ilaihi roji’uun.” (HR. Ad-Dailami)

11. Nabi berkata: Wahai Aba Musa, maukah aku tunjukkan ucapan dari perbendaharaan surga? Aku menjawab, “Ya.” Nabi berkata, “La haula wala Quwwata illa billah.” (Tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (HR. Ibnu Hibban dan Ahmad)

Manfaat dzikir:

Ibnu al-Qoyyim Rahimahullah mengatakan bahwa dzikir memiliki tujuh puluh tiga manfaat yaitu:

1. Mengusir setan dan menjadikannya kecewa.
2. Membuat Allah ridho.
3. Menghilangkan rasa sedih,dan gelisah dari hati manusia.
4. Membahagiakan dan melapangkan hati.
5. Menguatkan hati dan badan.
6. Menyinari wajah dan hati.
7. Membuka lahan rezeki.
8. Menghiasi orang yang berdzikir dengan pakaian kewibawaan, disenangi dan dicintai manusia.
9. Melahirkan kecintaan.
10. Mengangkat manusia ke maqam ihsan.
11. Melahirkan inabah, ingin kembali kepada Allah.
12. Orang yang berdzikir dekat dengan Allah.
13. Pembuka semua pintu ilmu.
14. Membantu seseorang merasakan kebesaran Allah.
15. Menjadikan seorang hamba disebut disisi Allah.
16. Menghidupkan hati.
17. Menjadi makanan hati dan ruh.
18. Membersihkan hati dari kotoran.
19. Membersihkan dosa.
20. Membuat jiwa dekat dengan Allah.
21. Menolong hamba saat kesepian.
22. Suara orang yang berdzikir dikenal di langit tertinggi.
23. Penyelamat dari azab Allah.
24. Menghadirkan ketenangan.
25. Menjaga lidah dari perkataan yang dilarang.
26. Majlis dzikir adalah majlis malaikat.
27. Mendapatkan berkah Allah dimana saja.
28. Tidak akan merugi dan menyesal di hari kiamat.
29. Berada dibawah naungan Allah dihari kiamat.
30. Mendapat pemberian yang paling berharga.
31. Dzikir adalah ibadah yang paling afdhal.
32. Dzikir adalah bunga dan pohon surga.
33. Mendapat kebaikan dan anugerah yang tak terhingga.
34. Tidak akan lalai terhadap diri dan Allah pun tidak melalaikannya.
35. Dalam dzikir tersimpan kenikmatan surga dunia.
36. Mendahului seorang hamba dalam segala situasi dan kondisi.
37. Dzikir adalah cahaya di dunia dan ahirat.
38. Dzikir sebagai pintu menuju Allah.
39. Dzikir merupakan sumber kekuatan qalbu dan kemuliaan jiwa.
40. Dzikir merupakan penyatu hati orang beriman dan pemecah hati musuh Allah.
41. Mendekatkan kepada ahirat dan menjauhkan dari dunia.
42. Menjadikan hati selalu terjaga.
43. Dzikir adalah pohon ma’rifat dan pola hidup orang shalih.
44. Pahala berdzikir sama dengan berinfak dan berjihad dijalan Allah.
45. Dzikir adalah pangkal kesyukuran.
46. Mendekatkan jiwa seorang hamba kepada Allah.
47. Melembutkan hati.
48. Menjadi obat hati.
49. Dzikir sebagai modal dasar untuk mencintai Allah.
50. Mendatangkan nikmat dan menolak bala.
51. Allah dan Malaikatnya mengucapkan shalawat kepada pedzikir.
52. Majlis dzikir adalah taman surga.
53. Allah membanggakan para pedzikir kepada para malaikat.
54. Orang yang berdzikir masuk surga dalam keadaan tersenyum.
55. Dzikir adalah tujuan prioritas dari kewajiban beribadah.
56. Semua kebaikan ada dalam dzikir.
57. Melanggengkan dzikir dapat mengganti ibadah tathawwu’.
58. Dzikir menolong untuk berbuat amal ketaatan.
59. Menghilangkan rasa berat dan mempermudah yang susah.
60. Menghilangkan rasa takut dan menimbulkan ketenangan jiwa.
61. Memberikan kekuatan jasad.
62. Menolak kefakiran.
63. Pedzikir merupakan orang yang pertama bertemu dengan Allah.
64. Pedzikir tidak akan dibangkitkan bersama para pendusta.
65. Dengan dzikir rumah-rumah surga dibangun, dan kebun-kebun surga ditanami tumbuhan dzikir.
66. Penghalang antara hamba dan jahannam.
67. Malaikat memintakan ampun bagi orang yang berdzikir.
68. Pegunungan dan hamparan bumi bergembira dengan adanya orang yang berdzikir.
69. Membersihkan sifat munafik.
70. Memberikan kenikmatan tak tertandingi.
71. Wajah pedzikir paling cerah didunia dan bersinar di ahirat.
72. Dzikir menambah saksi bagi seorang hamba di ahirat.
73. Memalingkan seseorang dari membincangkan kebathilan.

Dzikir sesudah sholat :

            Sholat merupakan ibadah yang paling utama. Namun demikian banyak orang yang menyepelekannya, yaitu dengan mengakhirkan waktu sholat bahkan tidak sedikit orang yang meninggalkannya. Begitu juga dengan orang-orang yang sholat. Banyak dari saudara kita yang langsung pergi menyibukkan dirinya untuk urusan duniawi setelah selesai melaksanakan sholat. Padahal Rosulullah SAW mengajarkan kita untuk berdzikir setelah sholat fardlu dengan dzikir yang sudah diajarkan oleh beliau tentunya.

Dari Abu Hurairah, Rosulullah bersabda, “Barang siapa setelah sholat membaca subhanallah 33x, Alhamdulillah 33x, Allahu Akbar 33x dan kemudian untuk melengkapinya menjadi seratus, membaca: Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku walahul khamdu, wahuwa alaa kulli syai’in qodir, maka akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti buih dilautan.” (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, dan al-Baihaqi)

Sabda Rosulullah yang lain, “Barang siapa membaca ayat kursi setiap selesai sholat, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.” (HR. An-Nasa-i)
Rosulullah juga bersabda: ”Barang siapa setelah sholat maghrib dan shubuh membaca: Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku walahul khamdu, yuhyii wayumiitu, wahuwa alaa kulli syai’in qodir sebanyak 10x, Allah akan tulis setiap satu kali 10 kebaikan, dihapus 10 kejelekan, diangat 10 derajat, Allah lindungi dari setiap kejelekan, dan Allah lindungi dari godaan syaitan yang terkutuk.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi). Dari Abu dzarr, At-Tirmidzi berkata:” Hadist ini hasan gharib shahih.”

By Satria (diolah dari berbagai sumber)
Read More..

Senin, 18 Mei 2009

Wudhu yang benar

      Sampai saat ini masih banyak ditemukan kesalahan-kesalahan dalam wudhu. Khususnya masyarakat awam yang baru mengerti soal agama. Mulai dari tidak berurutan ketika wudhu, tergesa-gesa sehingga ada bagian yang belum terbasuh oleh air wudhu dan sebagainya. Padahal wudhu adalah hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh setiap muslim. Tidak sahnya wudhu dapat menyebabkan sholat menjadi tidak sah. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak diterima sholat yang dilakukan tanpa wudhu dan tidak diterima shodaqoh yang berasal dari harta yang didapat secara tidak halal.” (HR. Muslim)

      Wudhu merupakan suatu hal yang disyariatkan oleh Allah SWT kepada hamba-hambanya untuk melakukannya sebelum melakukan sholat. Di dalam al qur’an Allah berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah: 6). Selain itu Rosullulah SAW juga memerintahkan umatnya untuk berwudhu sebelum melakukan sholat. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata : Rosulullah SAW bersbda,” Sesungguhnya aku diperintahkan untuk berwudhu apabila hendak mengerjakan sholat.” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, An-Nasa’I dengan derajat shahih).

Dalam hadistnya yang lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. ia berkata : Rosulullah SAW bersabda,” Tidak diterima sholat salah seorang dari kalian apabila ia berhadast, hingga ia berwudhu.”

Syarat-syarat Wudhu

1.Islam

2.Baligh

3.Berakal

4.Niat
Rosulullah SAW bersabda,” Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanyalah mendapatkan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu orang yang berwudhu (secara kasat mata melakukan gerakan-gerakan seperti orang yang berwudhu) akan tetapi niatnya hanya sekedar untuk mendinginkan badan ataupun mencuci muka tanpa diniati untuk melaksanakan perintah Allah dan Rosul-Nya dalam berwudhu serta menghilangkan hadast, maka wudhunya tidak sah.

5.Menggunakan air yang suci
Air dikatakan suci manakala tidak tercampur oleh zat / barang yang najis sehingga menjadi berubah salah satu dari tiga sifat, yaitu bau, rasa dan warnanya.

Rukun-Rukun Wudhu
 
1.Membasuh seluruh wajah
Allah berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu.” (QS. Al-Maidah: 6)
Termasuk salah satu kewajiban dalam wudhu adalah menyela-nyela jenggot bagi yang memiliki jenggot yang lebat berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya apabila Rasulullah SAW berwudhu, beliau mengambil setelapak air kemudian memasukkannya ke bawah dagunya selanjutnya menyela-nyela jenggotnya. Kemudian bersabda, “Demikianlah Rabbku memerintahkanku.” (HR. Abu Dawud, Al-Baihaqi, Al-Hakim dengan sanad shahih lighoirihi).

2. Membasuh kedua tangan hingga siku
Allah berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu dan juga tanganmu sampai dengan siku.” (QS. Al-Maidah: 6)

3. Mengusap kepala serta kedua telinga
Yang dimaksud dengan mengusap kepala adalah mengusap seluruh bagian kepala mulai dari depan hingga belakang. Adapun apabila seseorang mengenakan sorban, maka cukup baginya untuk mengusap rambut di bagian ubun-ubunnya kemudian mengusap sorbannya. Demikian pula bagi wanita yang mengenakan kerudung. Allah berfirman yang artinya, “… dan usaplah kepalamu.” (QS. Al-Maidah: 6).

Adapun mengusap kedua telinga hukumnya juga wajib karena termasuk bagian dari kepala. Nabi SAW bersabda, “Kedua telinga termasuk kepala.” (HR. Ibnu Majah, shahih). Mengusap kedua telinga ini dilakukan setelah mengusap kepala dengan tanpa mengambil air yang baru. Tapi menurut mahzab syafi’I boleh mengusap telinga dengan mengambil air yang baru.

4. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki.
Dalam membasuh kaki, mata kaki juga merupakan bagian yang harus dibasuh. Sedangkan menyela-nyela jari kaki hendaknya dilakukan karena dikhawatirkan ada bagian kaki yang tidak terbasuh oleh air sehingga wudhunya tidak sah. Allah berfirman yang artinya,” dan (cucilah) kakimu sampai kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah: 6)

5. Berurutan (Muwalat)
Muwalat adalah berturut-turut dalam membasuh anggota wudhu. Maksudnya adalah sebelum anggota tubuh yang dibasuhnya mengering, ia telah membasuh anggota tubuh yang lainnya. Dalilnya adalah hadits Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada seorang laki-laki yang berwudhu dan meninggalkan bagian sebesar kuku pada kakinya yang belum tercuci. Ketika nabi SAW melihatnya maka beliau bersabda, “Kembalilah dan perbaikilah wudhumu!” (HR. Muslim). Dalam suatu riwayat dari sebagian sahabat Nabi SAW, “Bahwasanya Nabi melihat seseorang sedang shalat, sementara di bagian atas kakinya terdapat bagian yang belum terkena air sebesar dirham. Maka Nabi memerintahkannya untuk mengulangi wudhu dan shalatnya.” (HR. Abu dawud, shahih).

Sunnah-sunnah Wudhu

Sunnah-sunnah wudhu adalah hal-hal yang menyempurnakan wudhu. Di dalamnya terdapat tambahan pahala. Adapun jika hal-hal tersebut ditinggalkan, wudhunya tetap sah. Di antara sunnah-sunnah wudhu adalah:

1. Bersiwak

Bersiwak adalah menggunakan kayu siwak atau sejenisnya pada gigi untuk membersihkan gigi. Bersiwak ini sangat dianjurkan tatkala hendak berwudhu berdasarkan sabda Nabi SAW, “Seandainya aku tidak khawatir memberatkan umatku, niscaya telah kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu.” (HR. Ahmad, dalam Shohihul jami’)


2. Mencuci kedua telapak tangan

Yang dimaksud adalah mencuci kedua telapak tangan sebelum wudhu ketika hendak mencuci wajah. Hal ini dilakukan masing-masing sebanyak tiga kali berdasarkan hadits Utsman tentang sifat (cara) wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “…lalu beliau menuangkan (air) di atas telapak tangannya tiga kali kemudian mencucinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Madhmadhoh (berkumur-kumr) dan istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung) dari satu telapak tangan sebanyak tiga kali.

Hal ini berdasarkan hadits Abdullah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu yang mengajarkan tentang sifat wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ” Bahwasanya beliau berkumur-kumur dan istinsyaq dari satu telapak tangan. Beliau melakukan hal itu sebanyak tiga kali.” (HR. Muslim). Termasuk sunnah dalam wudhu adalah bersungguh-sungguh tatkala beristinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung), kecuali bagi orang yang bepuasa. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Bersungguh-sunguhlah dalam beristinsyaq, kecuali kamu dalam keadaan berpuasa. (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad dengan sanad yang shahih).

4. Tayamun

Yang dimaksud dengan tayamun adalah mencuci anggota wudhu dengan memulainya dari bagian anggota wudhu yang kanan dulu kemudian ke bagian yang kiri pada saat mencuci kedua tangan atau kaki. Dalilnya adalah perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu tatkala menceritakan sifat wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “…Kemudian beliau mengambil seciduk air lalu mencuci tangan kanannya, kemudian mengambil seciduk air lalu mencuci tangan kirinya. Kemudian beliau mengusap kepalanya. Selanjutnya beliau mengambil seciduk air lalu menyiramkannya pada kaki kanannya hingga mencucinya. Kemudian beliau mengambil seciduk air lagi lalu mencuci kaki kirinya.” (HR. Bukhari)

5. Mencuci anggota-anggota wudhu sebanyak tiga kali.

Hali ini merupakan cara wudhu yang paling sempurna berdasarkan hadits A’robi (arab badui) tatkala ia bertanya kepada Nabi SAW tentang wudhu, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarinya tiga kali-tiga kali. Selanjutnya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Inilah cara berwudhu...” (HR. Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad, shohih). Juga berdasarkan hadits Utsman r.a yang suatu ketika memperlihatkan cara wudhu Nabi SAW. Utsman radhiyallahu ‘anhu berwudhu tiga kali tiga kali kemudian berkata, “Aku melihat Nabi berwudhu seperti wudhuku ini…” (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun berwudhu sekali-sekali ataupun dua kali dua kali, ini pun juga diperbolehkan karena Nabi SAW juga pernah melakukannya.

6. Berdoa setelah wudhu

Berdoa setelah wudhu merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan, berdasarkan hadits dari Umar radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dengan sempurna, kemudian mengucapkan ‘Asyhadu allaa ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna muhammdan abduhu wa rosuluhu‘ kecuali dibukakan baginya delapan pintu surga dan ia boleh masuk dari pintu mana saja yang ia suka.” (HR. Muslim). Di dalam lafadz Tirmidzi ada tambahan bacaan, “Allahumma ijnalni minattawwabiin wa ij’alni minal mutathohhiriin.” (HR. Tirmidzi, shahih)

7. Shalat dua rakaat setelah wudhu

Tatkala Utsman r.a selesai mempraktekkan cara wudhu Nabi SAW beliau berkata, “Aku melihat Nabi SAW berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau bersabda, ‘Barang siapa berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian shalat dua rakaat dengan penuh kekhusyukan, maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan pada saat berwudhu diantaranya:

1.Melafazhkan niat
Kebiasaan salah yang sering dilakukan kaum muslimin ini bukan hanya dalam masalah wudhu saja, bahkan dalam berbagai macam ibadah. Rosulullah tidak pernah melafazhkan niat ketika berwudhu sedangkan orang yang mengamalkan perkara ibadah yang tidak pernah ada contohnya dari Rosulullah maka amalan itu tertolak.

2. Membaca doa-doa khusus dalam setiap gerakan wudhu seperti doa membasuh muka, do’a membasuh kepala dan lain-lain. Tidak ada riwayat yang shahih yang menjelaskan hal-hal tersebut

3. Tidak membaca “basmallah” padahal Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sempurna wudhu’ sesorang yang tidak membaca basmallah.” (HR. Ahmad)

4. Hanya berkumur tanpa istinsyaq (memasukkan air ke hidung). Adapun yang sesuai sunnah adalah menyatukan antara berkumur-kumur dangan beristinsyaq dengan satu kali cidukan berdasarkan hadits Utsman bin Affan r.a tentang tata cara berwudhu Nabi SAW. (HR. Bukhari, Muslim)

5. Tidak membasuh kedua tangan sampai siku, hal ini sering kita lihat pada orang yang berwudhu cepat bagaikan kilat sehingga tidak memperhatikan bahwa sikunya tidak terbasuh. Padahal Alloh Ta’ala berfirman, “Dan basuhlah kedua tanganmu hingga kedua siku.” (Al Maaidah: 6)

7. Tidak memperhatikan kebagusan wudhunya sehingga terkadang ada anggota wudhunya yang seharusnya terbasuh tetapi belum terkena air. Rosulullah pernah melihat seorang yang sedang sholat sedangkan pada punggung telapak kakinya ada bagian seluas uang dirham yang belum terkena air, kemudian beliau memerintahkannya untuk mengulang wudhu dan sholatnya.

Hal-hal yang membatalkan wudhu

1.Keluarnya sesuatu melewati dubur maupun kemaluan. Maka segala sesuatu yang keluar dari dua jalan ini membatalkan wudhu, baik berupa air kencing, kentut, madzi, mani, kotoran. Apabila keluarnya mani disertai syahwat maka diwajibkan untuk mandi, jika yang keluar adalah madzi maka diwajibkan untuk mencuci kemaluan kemudian berwudhu.

2.Tidur lelap
Orang yang tidur tidak akan merasakan apa-apa bila ia berhadast (buang angin misalnya).

3.Menyentuh kemaluan
Orang yang menyentuh kemaluan tanpa hijab baik itu kemaluannya sendiri maupun orang lain maka wudhunya batal. Rosulullah SAW bersabda,”Barang siapa yang dengan sengaja menyentuh kemaluannya maka ia hendaklah berwudhu kembali”.(HR. Al-Hakim). Sabda Beliau lagi dari Bushrah bin Safwan radhiyallhu anhu :''Barangsiapa telah menyentuh dzakaya dengan sengaja maka hendaklah ia tidak mengerjakan shalat sehingga berwudhu kembali'' (HR.Imam yang lima dan di shahihkan oleh Imam Tirmidzi)

4.Memakan daging unta
Diriwayatkan secara shahih dalam hadits Jabir bin Samurah bahwa Rasulullah pernah ditanya, ''Apakah kami harus berwudhu dari daging kambing?'' Beliau menjawab,''JIka engkau mau''. Lalu beliau ditanya lagi,''Apakah kami harus berwudhu dari daging unta?'' Beliau menjawab, ''Ya''.(HR. Muslim).

By Satria (diolah dari berbagai sumber)
Read More..